JAMBI I STARINTI.COM – Gagal menjadi sarjana teknik elektro, karena sering bolos dan nongkrong di kedai kopi, membuat Saka banting setir mengambil kursus meracik kopi. Hasilnya kini dia memiliki bisnis kopi sendiri dengan omset Rp 20-25 juta perhari.
Kedai kopi dengan brand Duniawi Coffee and Record ini dia kelola sejak 2019, dan mampu mempekerjakan 27 karyawan.
Duniawi Coffee and Record sendiri beralamat di jalan Sumatera No.16, Kebun Handil, Jelutung, Kota Jambi. Nama Duniawi terinspirasi dari judul lagu sebuah band. “Sebenarnya itu nama judul lagu Band Rumah Sakit.”kata Saka, saat dibincangi media, Sabtu malam (22/11/25).
Duniawi Coffee and Record kata Saka mengusung konsep alam terbuka. Pada usaha ini terdapat dua masa bangunan. “Untuk bangunan di depan kita buka dari pukul 07 : 00 – 22.00 WIB. Sementara untuk nuasan alam terbuka di belakang kita hanya bukan dari pagi sampe jam 5 sore saja. “jelasnya kalau sampe malam seperti saat ada event tertentu saja seperti konser musik.
Dalam dunia bisnis, diakui Saka dibutuhkan ketekukan dan konsisten. “Kafe ini saya buka di tahun 2019. Selama tiga tahun sering boncos, tapi tahun keempat mulai ramai hingga saat ini.”ungkapnya.
Saka berprinsip, dalam menjalankan bisnis kopinya selain berorientasi pada profit. Dirinya menciptakan pelayanan terbaik kepada pengunjungnya.”Jadi setiap tahun kita bisa tiga kali mengundang band papan atas salah satunya Saggy Dog. Kita akui dari penjualan tiket kadang tidak untung, tapi kita berprinsip bisa membuat pelanggan kita senang. “jelasnya.
Saka tak pelit berbagi tips bagi pengusaha kedai kopi pemula menurutnya kunci keberhasilan suatu usaha adalah kontinuitas. “Yang penting.kontinyu, karena yang namanya bisnis gak langsung besar.”katanya.
Bisnis yang dirintis dengan keseriusan dan kontinyu, kata Saka akan berhasil. Seperti Duniawi Coffe dan Record yang dia rintis hingga bisa menghidupi 27 karyawan dan dikenal luas semua kalangan masyarakat Jambi sebagai solusi tempat nongkrong anak muda.(DONI)








