Siswa Keracunan MBG, Dewan Minta Satgas Tingkatkan Pengawasan : Over Kapasitas Produksi Segera Ditindak

Star OKI3513 views

OKI I STARINTI.COM – Puluhan anak sekolah dari jenjang SD hingga SMP di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI mendadak dilarikan ke puskemas terdekat, Selasa (2/9/25) sekitar pukul 20.00 WIB.

Para siswa tersebut diduga keracunan makanan program makan bergizi gratis yang disuplai dari dapur mitra MBG yang beralamat di Desa Menang Raya Kecamatan Pedamaran.

Peristiwa ini sontak menjadi viral dimedia sosial hingga pihak Pemerintah Kabupaten OKI yakni Sekretaris Daerah (Sekda), Ir H Asmar Wijaya, M.Si dan tim Satgam MBG turun langsung mengecek dapur mitra MBG dan menjenguk sejumlah korban keracunan di Puskesmas Pedamaran.

Pihak Puskemas Pedamaran telah mengambil sampel makanan tersebut untuk diuji di laboratorium. ” sampel makanan sudah diambil untuk diuji laboratorium. “kata Pimpinan Puskesmas Pedamaran, Hasanul Basri, SKM sebagaimana diikutip dari salah media online.

Pihak suplier dapur MBG diduga melebihi kapasitas. Dimana standar setiap dapur mitra MBG maksimal melayani 3000 porsi. Namun informasi menyebutkan pihak mitra MBG setiap hari melayani 3500 porsi.

“Maksimal melayani 3000 porsi aturan standar tidak boleh lebih, itu saja sudah kewalahan.”kata Santi Oktarina mantan Pimpinan Puskesmas Tugumulyo yang saat ini mengelola usaha katering di rumahnya

Disisi lain yang diduga membuat makanan gampang basi. Karena pihak dapur mitra MBG terlalu cepat melakukan proses packing yakni pukul 03.00 dini hari, sedangkan para siswa menyantap makanan tersebut ada yang sampai jam 12 siang sehingga makanan diduga basi.

Santi yang juga paham tentang kesehatan dan juga paham dibidang kuliner. Memberikan saran kepada dapur mitra MBG agar hal ini tidak terulang lagi. “Harusnya pihak dapur mitra MBG bisa koordinasi dengan sekolah penerima. Kapan mau dimakan, sehingga pendistribusiannya bisa diatur.”kata Santi memberikan masukan.

Kata Santi kejadian seperti ini jangan terulang lagi karna ini menyangkut nyawa manusia. Tidak hanya itu pihak mitra bisa diputuskan kontrak.”Kalau diputus kontrak bisa rugi ratusan juta.”ujar Santi.

Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten OKI, H Agustam, SE,M.Si menilai pihak Satgas MBG lemah pengawasan. Dia meminta pengawasan kedepan harus lebih ditingkatkan lagi. Sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.

Dia juga meminta pihak Puskemas Pedamaran yang telah menguji sampel makanan harus terbuka ke masyarakat hasil dari uji laboratorium tersebut. Biar bisa diketahui apa yang jadi penyebabnya.

Pihaknya juga meminta pemerintah harus tegas jika hal ini terjadi karena faktor keteledoran untuk tidak segan mengambil tindakan tegas. Misalnya memutus kontrak kerjasama dengan dapur mitra MBG tersebut.

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten OKI, Jauhari, A.Ma juga tidak tinggal diam, dirinya meminta kepada pihak Satgas untuk meningkatkan pengawasan terhadap penyedia, faktor higienis semua proses meracik menu hingga sampai ke konsumen harus benar selektif dan dijamin mutunya sesuai juknis dan juklak.

“Jangan sampai kasus yang sama terulang lagi. Karena ini menyangkut keselamatan jiwa para siswa.”ujarnya.

Politis PKS ini menambahkan agar pihak Satgas tidak tinggal diam jika memang adanya over kapasitas layanan yang terjadi. “Kalau memang over kapasitas produksi makanannya tolong ditindak.”tegasnya.

Diketahui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru s berjalan di Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menuai sorotan. Puluhan siswa di Kecamatan Pedamaran diduga mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan dari program tersebut.

Sejumlah korban berasal dari SDN 5 Pedamaran dan SMPN 1 Pedamaran. Jumlahnya kurang lebih 55 pelajar.

Seorang wali murid mengatakan anak-anak mulai mengeluh mual, pusing, hingga muntah usai makan siang.
“Kebanyakan langsung muntah setelah makan. Kami segera bawa ke puskesmas,” ujarnya.

Orang tua siswa lainnya, Ismairi, meminta pemerintah memperketat pengawasan.
“Kami minta ada pengawasan serius, jangan sampai kejadian ini terulang lagi,” tegasnya.

Bupati OKI melalui Sekretaris Daerah, Ir. Asmar Wijaya, M.Si, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini dan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjamin keselamatan dan kesehatan seluruh peserta didik penerima manfaat program.
.
“Program makanan bergizi ini adalah inisiatif yang sangat baik. Namun, keselamatan anak-anak tetap menjadi prioritas utama kami. Maka dari itu, kami memastikan semua yang terdampak mendapatkan layanan kesehatan terbaik,” ujar Asmar setelah meninjau langsung ke Puskesmas dan Posko SPPG Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran. Rabu,(4/9/25).

Petugas puskesmas mencatat ada 80 siswa yang terkena gangguan kesehatan. Pemkab OKI memastikan penanganan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pelayanan medis di Puskesmas hingga pemantauan lanjutan bagi anak-anak yang telah diperbolehkan pulang.

Pembinaan dan pengawasan SPPG
berdasarkan pemantauan awal oleh Satgas MBG, kejadian ini disebabkan oleh jeda waktu konsumsi makanan.
Siswa yang masuk di jam siang menerima makanan yang sudah disiapkan sejak pukul 11 siang, namun baru dikonsumsi di sore hari, sehingga terjadi jeda waktu penyimpanan yang terlalu lama.

“Hal ini memicu penurunan kualitas makanan dan diduga menyebabkan gejala gangguan pencernaan pada sejumlah siswa.” ujar Ketua Satgas MBG OKI, H. M. Lubis, SKM, MKes

Langkah awal jelas Lubis Pemkab telah mengambil dan mengirimkan sampel makanan, serta sampel medis ke Balai Besar POM untuk diteliti lebih lanjut. (YAN)
.
“Tujuannya memastikan kejadian serupa tidak terulang, serta memperkuat implementasi petunjuk teknis di lapangan. Pemerintah daerah juga tengah mengevaluasi seluruh sistem distribusi agar lebih efisien dan aman,” ungkapnya.
.
Pemkab jelas Lubis juga mengajak seluruh pihak, termasuk kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa untuk turut aktif dalam melakukan pengawasan, memberikan edukasi, dan melaporkan jika terdapat gejala gangguan kesehatan.
.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini benar-benar memberi manfaat, bukan mudarat. Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin hal ini dapat diatasi dan menjadi pembelajaran bersama ke depan,” jelasnya.
.
Lubis mengatakan bahwa program ini tetap penting untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak, khususnya di daerah tertinggal dan terpencil, namun pelaksanaannya harus selalu sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.
.
“Program MBG tetap penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, namun pelaksanaan harus sesuai standar kesehatan dan keamanan bagi anak-anak yang mengkonsumsi,” tutupnya.(YAN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *